Dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu- bahwa Rasulullah -shallallahu ‘alaihi
wasallam- bersabda:
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا
الدُّعَاءَ
“Keadaan dimana seorang hamba menjadi paling dekat dengan Rabbnya adalah
ketika dia dalam keadaan sujud, karenanya perbanyaklah doa (ketika sujud).” (HR.
Muslim: 1/350)
Dari Anas bin Malik -radhiallahu anhu- dia berkata: Rasulullah -shallallahu
‘alaihi wasallam- bersabda:
الدُّعَاءُ لَا يُرَدُّ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ
“Doa di antara azan dan iqamah tidak akan ditolak.” (HR. At-Tirmizi:
1/415 dan 5/577, Abu Daud: 1/144. Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Irwa`
Al-Ghalil: 1/261 no. 244, dan Shahih Al-Jami’: 3/150)
Dari Sahl bin Sa’ad -radhiallahu anhu- dia berkata: Rasulullah -shallallahu
‘alaihi wasallam- bersabda:
ثِنْتَانِ لَا تُرَدَّانِ أَوْ قَلَّمَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ
النِّدَاءِ وَعِنْدَ الْبَأْسِ حِينَ يُلْحِمُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا
“Dua doa yang tidak akan ditolak atau jarang sekali ditolak: Doa ketika
azan dan doa ketika terjadi peperangan tatkala mereka sudah saling menyerang.” (HR.
Abu Daud: 3/21 dan Ad-Darimi: 1/217. Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam
Shahih Abu Daud: 2/483)
Dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu- bahwa Rasulullah -shallallahu ‘alaihi
wasallam- bersabda:
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ
الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي
فَأَسْتَجِيبَ لَهُ وَمَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِي
فَأَغْفِرَ لَهُ
“Rabb kita -Tabaraka wa Ta’ala- turun setiap malam ke langit dunia ketika
sudah tersisa sepertiga malam terakhir. Lalu Dia berfirman, “Siapa yang berdoa
kepada-Ku maka Aku akan mengabulkannya, siapa yang meminta kepada-Ku maka Aku
akan memberinya, dan siapa yang meminta ampun kepada-Ku maka Aku akan
mengampuninya.” (HR. Al-Bukhari no. 1145 dan Muslim no. 758)
Dari Jabir -radhiallahu anhu- dia berkata: Aku mendengar Nabi -shallallahu
‘alaihi wasallam- bersabda:
إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ
اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ
وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
“Sesungguhnya di malam hari ada satu waktu, dimana tidak ada seorang
muslimpun yang meminta kebaikan kepada Allah ada waktu itu -baik kebaikan dunia
maupun akhirat-, kecuali Allah akan memenuhi permintaannya, dan satu waktu itu
ada pada setiap malam.” (HR. Muslim: 1/521)
Penjelasan ringkas:
Pada dasarnya, kapanpun seorang berdoa kepada Allah -dengan memenuhi semua adab
dan syaratnya serta tidak ada sesuatu yang menghalanginya-, maka pasti doanya
akan dikabulkan oleh Allah Ta’ala. Hanya saja ada beberapa waktu yang
ditunjukkan oleh nash-nash syara’ bahwa berdoa pada waktu-waktu tersebut lebih
berpotensi untuk dikabulkan dibandingkan selainnya.
Di antara waktu-waktu itu -sebagaimana yang tersebut dalam dalil-dalil di atas-
adalah:
1. Saat sujud, baik di dalam maupun di luar shalat, baik
sujud tilawah, sujud sahwi, dan sujud apa saja yang dilakukan untuk Allah
Ta’ala.
2. Di antara azan dan iqamah pada semua shalat yang
disyariatkan padanya azan dan iqamah. Baik dia azan pada waktunya maupun
azannya terundur dari waktu masuknya shalat.
3. Ketika pasukan kaum muslimin sudah berhadapan dengan
pasukan musuh dalam jihad fii sabilillah.
4. Setiap malam pada 1/3 malam terakhir.
Beberapa waktu lain yang belum tersebut di atas:
1. Satu waktu di hari jum’at.
Dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu- bahwa Rasulullah -shallallahu alaihi
wasallam- pernah menyebutkan tentang hari jum’at lalu beliau bersabda, “Padanya
ada satu waktu dimana tidak ada seorang muslimpun yang sedang berdiri
mengerjakan shalat pada waktu itu lalu dia meminta apapun kepada Allah Ta’ala
kecuali Allah akan memenuhi permintaannya,” dan beliau berisyarat dengan
tangannya untuk menunjukkan sangat sebentarnya waktu itu.” (HR.
Al-Bukhari: 1/253 no. 935 dan Muslim: 2/583 no. 852)
Adapun waktu tepatnya maka dia adalah setelah ashar sampai maghrib. Dari Abu
Hurairah -radhiallahu anhu- bahwa Nabi -shallallahu alaihi wasallam- bersabda,
“Sesungguhnya pada hari jum’at betul-betul terdapat satu waktu dimana tidaklah
seorang muslim meminta kebaikan kepada Allah pada waktu itu kecuali Dia akan
memenuhi permintaannya, dan waktu itu setelah ashar.” (HR. Ahmad: 2/272
dan dia didukung oleh hadits setelahnya)
Dari Jabir -radhiallahu anhu- dari Nabi -shallallahu alaihi wasallam- beliau
bersabda, “Hari jum’at itu ada 12 waktu, di antaranya ada waktu dimana
tidaklah ada seorang muslim yang meminta kebaikan kepada Allah pada waktu itu
kecuali Allah akan memenuhi permintaannya, maka carilah waktu itu di waktu
terakhir setelah ashar.” (HR. Abu Daud: 1/275 no. 1048 dan An-Nasai:
3/99-100, dan sanadnya hasan)
Ibnu Al-Qayyim -rahimahullahu Ta’ala- dan ulama lainnya menguatkan bahwa waktu
yang dimaksudkan pada hari jum’at adalah setelah ashar. (Lihat Zaad Al-Ma’ad:
2/388-397)
2. Ketika meminum air zam-zam jika disertai dengan niat
yang baik.
Dari Jabir -radhiallahu anhu- dari Nabi -shallallahu alaihi wasallam- beliau
bersabda, “Air zam-zam itu untuk apa dia diminum.” (HR. Ibnu Majah:
2/1018 dan Ahmad: 3/357,372. Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Irwa`
Al-Ghalil: 4/320 no. 1123, dalam Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 83, dan selainnya)
3. Setelah membaca shalawat untuk Nabi -shallallahu alaihi
wasallam- pada tasyahud terakhir.
Dari Abdullah bin Mas’ud -radhiallahu anhu- dia berkata, “Aku sedang shalat
sementara Nabi -shallallahu alaihi wasallam- sedang bersama Abu Bakar dan Umar.
Tatkala aku sedang duduk (di dalam shalat), aku mulai memuji Allah kemudian
bershalawatt kepada Nabi -shallallahu alaihi wasallam-, kemudian aku berdoa
untuk diriku. Maka Nabi -shallallahu alaihi wasallam- bersabda, “Mintalah maka
permintaanmu akan dipenuhi, mintalah maka permintaanmu akan dipenuhi.”
(HR. At-Tirmizi: 2/488, An-Nasai, dan Ahmad: 1/26,38. Dinyatakan shahih oleh
Al-Albani dalam Shahih At-Tirmizi no. 2765 dan dalam Shahih An-Nasai no. 1217)
Dari Fudhalah -radhiallahu anhu- bahwa Nabi -shallallahu alaihi wasallam-
mendengar seorang lelaki shalat lalu dia mengangungkan Allah dan memuji-Nya
serta bershalawat kepada Nabi -shallallahu alaihi wasallam-. Maka Nabi
-shallallahu alaihi wasallam- bersabda, “Berdoalah kamu maka doamu akan
dikabulkan, dan mintalah kamu maka permintaanmu akan dipenuhi.” (HR.
An-Nasai: 33/44,45 dan At-Tirmizi: 5/516. Dinyatakan shahih oleh Al-Albani
dalam Shahih An-Nasai: 1/275)
4. Ketika berdoa pada hari Arafah di padang Arafah bagi
jamaah haji.
Dari Amr bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya bahwa Nabi -shallallahu alaihi
wasallam- bersabda, “Doa terbaik adalah yang diucapkan pada hari Arafah,
dan ucapan terbaik yang saya dan para nabi sebelumku pernah ucapkan adalah,
“Tidak ada sembahan yang hak selain Allah semata tidak ada sekutu bagi-Nya,
hanya milik-Nya semua kekuasaan, hanya milik-Nya semua pujian, dan Dia Maha
Mampu atas segala sesuatu.” (HR. At-Tirmizi dan Malik dalam Al-Muwaththa`:
1/422. Dinyatakan hasan oleh Al-Albani dalam Shahih At-Tirmizi: 3/184)
5. Ketika ayam berkokok.
Nabi -shallallahu alaihi wasallam- bersabda, “Jika kalian mendengar ayam
berkokok maka mintalah keutamaan dari Allah karena sesungguhnya dia (ayam itu)
melihat malaikat, dan jika kalian mendengar suara keledai maka berlindunglah
kepada Allah dari setan karena sesungguhnya dia melihat setan.” (HR.
Al-Bukhari: 4/89. Diriwayatkan juga oleh Muslim: 4/2092 dari hadits Abu Hurairah)
sumber : al-atsariyyah.com
WaktuWaktu Mustajabah
Minggu, 24 Februari 2013
Diposting oleh
Unknown
di
00.05
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar